Friday 13 November 2015

Arimbi Detektif Kepepet (part 2-3)

Kami bertiga pun nongkrong di Kantin karena SMA Darusalam adalah sekolah swasta di Hari Selasa siswanya dibebaskan memakai sepatu/kaos kaki warna-warni, sebetulnya pihak kesiswaan sudah meng-ultimatum, supaya tidak memakai atribut sekolah yang bertentangan dengan peraturan yg dibuat kesiswaan.

Aku heran dan bertanya pada kawanku, "Sep kok pada nekat ya kakak kelas kita pakai sepatu kaya gitu?". "Biasa emang pada nggak acuh sama yang dibilang Pak Heru waktu upacara kemaren! tapi karena masih kelas 1 kita sih belum berani macem," jawab Septi sekenanya. "Eh katanya anak kelas tiga ada yang keluar lagi, isunya sih gara-gara hamil?heeem?" celetuk Endah.

"Jangan ngawur gitu dong! kadang ku sedih dapet kabar burung gitu,heem habis anak kelas tiga pada berani-berani ya? apalagi anak Administrasi Perkantoran, katanya pada kerja sambilan di Tempat karaoke," Sari malah jadi ngerumpi.
"Yang jelas kamu jangan heran Put, anak Darusalam Cilacap mah gitu, tapi nggak semuanya kok soalnya kan kembali ke diri kita masing-masing," celetuk Sari.

"Ya aku cuma tanya aja, tapi nggak mikir kesitu sih!" jawabku sekenanya.

Kemaren Pamanku What'sapp aku katanya, kalau bisa aku menyelinap ke tempat karaoke untuk mengetahui siapa anak SMA Darusalam yang terpengaruh prostitusi terselubung. Serius! Aku belum punya gambaran, aku juga belum tahu persis siswi mana yang suka nongkrong ke Tempat karaoke. Terus aku harus bagaimana ya? mungkin sepulang sekolah nanti aku mau bertanya ke teman baruku ini.

Dan menurut teman-temanku ada 3 orang anak kelas XII dan 2 orang anak kelas X yang suka ke tempat karaoke bahkan nggak menolak kalau nyanyi bareng om-om. Waduh siapa saja ya? heeeem kalau anak kelas sepuluh sih aku tahu namanya Tiara dan Tari, Kemaren Septi dah tunjukkin ke aku katanya Tiara dan Tari itu gayanya suka samaan, maksudnya tas kembar, bando kembar, jepet kembar, bahkan alat tulis juga kembar! idih kaya saudara kembar aja deh.

Cuma kalau anak kelas XII memang aku nggak tahu siapa aja, sekarang aku cuma tinggal mikirin cara supaya bisa ketempat karaoke, heeeem mungkin aku pura-pura butuh Job? ya itu memang cara yang paling nekat tapi bodo amat yang penting aku harus berhasil menyelidiki mereka, suapaya nama baik sekolah ini bisa kembali baik! Syukur-syukur kalau sekolah ini ada kemajuan. Aku benar-benar berharap.

"Hai!" sapaku pada Tiara. "Hai juga heeem ada apa ya? kamu anak baru di pemasaran ya?" tanyanya. "Ya kenalin aku Puput! hehehe," jawabku. "Oh ya aku Tiara, jadi gimana ya?" Tiara menaikkan satu alisnya ke atas.

"Jadi gini jujur tapi kamu jangan cerita ke teman-temanku ya! katanya kamu sering ke Excy aku heeeem aku boleh ikutan nggak? kalau semisal ada Job gitu aku juga butuh uang Mama ku sering telat kasih kiriman!" Aku berkata panjang lebar

"Kamu serius anak baru kaya kamu? heeem tapi katanya kamu anak orang kaya? ya boleh aja sih nanti malem be aku mau main tapi kamu nyamper aku ya!" jawabnya.

"ya aku samper kok, oh ya ada no. Hp nggak?"

"ada simpan ya, 087768***"

"Ok nanti ku sms"

Lalu Tiara pergi dengan cueknya tapi yang jadi masalah kalau Tiara cerita, aku-si anak baru-butuh job, pusing pala Barbie aku hehehehe, heeeem sekarang aku mau cepat-cepat pulang buat pikirin cara beraksi nanti sore. Tadi pagi habis subuh aku sudah siapkan beberapa perlengkapan buat dibawa nanti, seperti kaca pembesar, serbuk buat lihat sidik jari, Kamera SLR, oh ya jangan lupa kartu identitas. aku dibuatkan oleh Pihak kepolisian di Jakarta. Di kartu itu ada tulisan di bawah namaku "Detektif Swasta masih SMA/Sederajat" jujur aku sempat protes dan mereka bilang, " Kamu mau beneran bantuin kami dan ingin orang di TKP percaya nggak?" jawab Inspektur. Aku cuma bisa ngangguk-ngangguk nggak jelas.

Aku udah didepan rumah Tiara saatnya beraksi!

#########################################

"Hai kamu kok gak dandan Put?" tanya Tiara. "iya nih aku lupa kamu bisa dandanin aku nggak?"jawabku. "ya udah langsung aja yuk, Tari udah disana?" jawabnya. Sampai disana kami langsung salaman sama yang ngajak karaoke. Tiara dan Tari kelihatan agresif banget, mereka rela dipeluk dan diraba demi uang saweran. Kini giliran aku nyanyi karena nggak bisa dangdut aku cuma nyanyi lagu pop biasa, Bapak-bapak disebelah ku memuji suara ku lalu mengajakku ngobrol. Aku hanya menanggapinya biasa saja, dia memang kelihatan ramah tapi aku harus fokus dengan misiku!

"Kamu temen sekelasnya Tiara? kok dia nggak pernah cerita ya kalau punya teman cantik kaya kamu, suaranya bagus lagi," puji Pak Ahmad.

"Terimakasih kami nggak sekelas tapi kami udah kenal kok," jawabku.

"nggak pengin minum vodca dari tadi cuma minum freshtea mulu? nggak berani ya? heeem tapi kalau gak mau coba nggak saya sawer!" ucapnya sambil mengedipkan mata.

Aku pun menerima gelas itu dan menempelkannya dibibirku, dan saat perhatiannya tkeralihkan aku membuangnya! huh hampir saja aku benci bau minuman keras! saat selesai Om-om genit itu, meminta no. hp ku lalu aku beri saja no. yang jarang ku gunakan. Tiara dan Tari mabuk berat mereka bertanya padaku, mau diantar pulang nggak? aku menjawab nggak aku bisa pulang naik ojek. "Eh Put kalau mau dapet uang lebih ikut "main ayunan" sama Om Ahmad aja yuk! hahahaha..." ucap Tari sambil ketawa, idih amit-amit dia gak sadar apa yang dia ucapkan!

Saat mereka diantar pulang Pak Ahmad dan kawannya aku membuntuti mereka dari kejauhan tentu saja dengan motor Sonic kesayanganku, mereka nggak tahu aku bawa motor. Ngomong-ngomong saat di tempat karaoke, aku berhasil merekam percakapan dan mengambil foto-foto mereka, aku juga sudah mendapatkan beberapa sampel minuman keras, puntung rokok dan sidik jari mereka aku sudah mulai memahaminya. dan satu lagi aku menemukan bungkus kondom di tas tiara saat dia lengah juga di dompet tari. yang membuat ku heran kenapa bukan om-om genit itu ya yang membawa kondomnya? aduuuuuuh! bukan itu yang harus dipermasalahkan. Aku sengaja ambil dus nya aja! dalam keadaan mabuk mereka memang cukup lengah! merknya Fiesta lagi ih amit-amit.

Mereka berhenti di hotel pinggir jalan? apa pada mau bermalam disitu dan berpasangan? heeem dasar mesum! Tari dan Jono masuk ke kamar hotel aku menaruh camera digital disela-sela jendela, aku merekamnya untuk barang bukti lalu aku mengintip kedalam kamar yang dilantai dua, waktu itu Tiara dan Pak Ahmad masuk ke dalam kamar tersebut. Saat hendak membuka pakaian Tiara menangis dan minta tolong, sepertinya walaupun ingin uangnya tapi dia nggak rela keperawanannya diambil. aku mendobrak pintu, "Hentikan atau aku telepon polisi!" seruku. "hahahhaa kau anak kecil mengganggu saja dasar munafik!" dia mencibir.

"ini identitasku aku detektif lepaskan temanku atau kau akan kepalamu akan ku buat benjol!" aku segera menggandeng tiara keluar lalu menendang alat vitalnya, meninju ulu hatinya dan menonjoknya sampai benjol. Biarkan saja! lebih baik nekat aku segera turun kebawah dan mengambil camera digital dan kabur ketempat yang aman bersama Tiara. "Aku sebetulnya nggak tega melaporkan kawanmu tapi aku harus! dia sudah menjerumuskan kamu dan kamu pasti sudah banyak dimanfaatkan kan?" kataku pada Tiara, kami nongkrong di angkringan. "Ya seperti itu lha tapi kalau dia dendam padamu bagaimana? dan buat apa sih kamu jadi detektif?" tanyanya. "Lalu kenapa kamu mau jadi LC freelance demi uang haram?" tanyaku balik. Diam cuma diam.

"Ya Allah apa semua ABG di YPE begitu? gini ya aku peduli padamu karena kau temanku ya meski kita baru kenal? awal bulan aku baru saja terima uang kalau kau butuh uang kau boleh pinjam uang kok padaku, tadinya mau ku transfer buat Mama sih tapi tadi mama sms katanya bisnis Papa sudah mulai berbisnis lagi, Alhamdulillah." kataku panjang lebar. "kenapa kau baik padaku, padahal awalnya aku seolah nggak peduli padamu?" tanyanya. "sudah lha aku cuma perihatin dengan keadaanmu, oh ya jangan bilang kawan yang lain ya! kalau aku detektif kau bisa jaga rahasia kan?" kataku agak was-was. "ok!" jawabnya sambil memelukku dan mengucapkan terimakasih.

Ahmad menggedor-gedor pintu kamar Jono. "woy ayuh buruan disini pasti bakal ada razia Puput itu mata-mata polisi!" serunya.

"sialan aku masih pengin satu ronde lagi malah mau ada razia!" Jono buru-buru pakai baju.

"Tunggu-tunggu sialan maksud om Ahmad Puput itu polisi apa detektif atau siapa sih???" tanya Tari nggak ngerti.

"Udah nggak usah kepo dan banyak omong buruan kita...."

"angkat tangan anda terbukti berbuat mesum!" tiba-tiba 5 orang polisi menodongkan pistol ke arah mereka.

-Tamat-

Template by:

Free Blog Templates