Saturday 29 August 2015

Srikandi: The Warrior Princess (Serial Srikandi)

Dari namanya saja kawan-kawan dia sudah bisa menebak kalau dia keturunan kraton solo RA Srikandi Nuramba. kenapa nama belakangnya Nuramba? itu berarti Cahaya Dewi Amba, hidup Sri memang kaya Srikandi di Mahabharata cuma bedanya Srikandi yang satu ini nggak dendam sama Bisma hehhehe.
Eyang Buyut Srikandi namanya Raden Ayu Latifah Ambarwati biasa dikenal dengan nama Eyang Amba. mungkin orang tua Srikandi menamai nama belakang itu karena kebetulan sekali mereka sudah berencana kalau anak pertama mereka perempuan akan dinamakan Srikandi dan makin elok saja nama itu kalau ditambah dengan Nuramba nama yang diambil dari eyang buyut Srikandi.
Solo merupakan kota yang harus ditinggalkannya. padahal meskipun dia lama di Cilacap, Kota yang dikenal juga dengan Nama Keraton Surakarta adalah tempat kelahiran gadis 14 tahun lebih 6 bulan ini. Jadi Dia lahir Di Solo dan dibesarkan oleh ayah dan bundanya setelah Lulus Taman kanak-kanak, Srikandi meneruskan ke Sekolah Dasar SendongMulya kelas 4 SD dia pindah ke Cilacap karena orang tuanya ingin bekerja di kota industri tersebut. Tahun 2010 tepatnya setelah Srikandi lulus SD dia meneruskan Sekolahnya di Solo. Dia kembali, karena orang tuanya mengalami problem saat bekerja Di Cilacap. Mungkin karena potensi Cilacap sebagai kota industri masih kurang di tahun tersebut.
Dan kini dia ingin sekali sekolah di kota yang terkenal karena Pulau Nusakambangannya itu. Alasannya hanya karena ingin hidup mandiri dan siapa tahu sekolah favorit disana kualitasnya nggak kalah ok dengan kota Solo. Tapi Srikandi hanya punya waktu satu minggu untuk jalan-jalan ke Mall. Soalnya dia udah tahu kalau di Cilacap nggak ada Mall. Paling cuma ada Borobudur Plaza hihihi, Department store yang dilantai satu. banyak outlet-outlet kosmetik. Tapi Srikandi kangen dengan Pantai teluk penyu meskipun keindahannya kian berkurang karena pengunjung pantai kurang menjaga kebersihan, Baginya pantai itu adalah pantai yang asyik buat refreshing bareng temannya. "Jadi kangen ngobrol bareng temen-temen waktu SD deh," Srikandi mengenang massa kecilnya yang lumayan singkat di kota kecil itu. Dimana dia dan kawan kecilnya sering keburan di Pantai saat Minggu pagi atau hanya ngobrol di Warpink sambil menyatap mendoan dan minum es jeruk.
Keasyikan seperti itu cuma ada pada kota kecil di pesisir laut selatan dan ada pulau kecil di sebrangnya. Ya Pulau Nusakambangan yang membuat Kota itu terkenal(mungkin karena banyaknya Napi yang dieksekusi) itu belum pernah dikunjungi Srikandi. Heem pokoknya aku harus berpetualang kesana. Dua Minggu berlalu Srikandi udah di Cilacap dan besok adalah hari dia mendaftar dengan wali muridnya(Tante Sari).
Tiba-tiba bundanya menelpon.
"Asalamu'alaikum hallo?"
"Walaikumsalam Gimana bun?"
"Kamu besok ndaftar sekolah kan? udah nentuin mau masuk mana? katanya mau masuk SMK aja."
"Ya ama Tante Sari sih saranin aku masuk SMK N 1 saja tapi aku mau masuk SMK Dr. Sutomo aja."
"Lho kok SMK swasta setahu bunda SMK swasta disana kan kurang bagus, bagusan yang negeri."
"Udah ada perkembangan kok bun katanya kemaren aja juara LKS sekabupaten SMK N ma kalah, lagian di SMK 1 kebanyakkan cewe kalau Di SMK 2 sebelahnya SMK 1 cowo-cowo semua. Aku dapat kabar kalau SMK Dr. Sutomo itu seimbang gitu muridnya."
"waduh dimana-mana SMK yang ada jurusan mesinnya itu pasti kebanyakan cowo, sebetulnya selama kamu bisa jaga diri dan berprestasi di sekolah itu nggak masalah. dan bunda harap kamu tetap melanjutkan ke perguruan tinggi meskipun lulus SMK syukur-syukur bisa sambil kerja. Gimanapun juga kita ini dari keluarga terpandang, jadi sebisa mungkin kamu jaga diri dan jangan sampe bikin kita malu." ibunya nyerocos gitu aja.
"heeem ya ma ok sip." Srikandi cuma menghela napas.
"ok Sri bunda tutup dulu ya mau jemput adik kamu dulu si Pita."
Huft semoga kabar dari Yuni betul tentang sekolah itu. Tapi kalaupun nggak ku harus bisa bikin sekolah itu jadi lebih keren dan mempunyai prestasi yang nggak kalah dari SMK Negeri. Heeem Srikandi bergumam dalam Hati bukannya dia tidak percaya sama Yuni hanya saja Yuni teman Semasa SMP nya itu sangat "lengket" dengan Srikandi. Dia ingin satu sekolah lagi seperti dulu di SD Patra Mandiri. Dari kelas 4-6 SD Yuni selalu sebangku dengan Srikandi, Dia juga selalu bergantung dengan Srikandi, waktu kelas 6 SD Srikandi pernah bilang pada Yuni untuk tidak terlalu bergantung padanya. Memang ada sedikit perubahan sih. kebetulan nilai UAN SMP Yuni kecil jadi untuk mewujudkan keinginannya belajar di Jurusan Multimedia dia cuma bisa meneruskan di sekolah swasta(SMK dr. Sutomo). waktu chatting di Facebook sama Sri Yuni ngotot banget ngajakin Yuni ndaftar bareng(apalagi setelah tahu Sri mau sekolah di Cilacap lagi).
Saat Srikandi kembali ke Solo Yuni agak sedih apadahal mereka sudah janji untuk meneruskan di SMP Favorit yang mereka idam-idamkan di Cilacap. "Maaf ya yun kita masih bisa berteman kok walaupun jarak jauhan gitu hihihi." kata Sri.
"Ya nggak papa kok nanti aku mau dibuatin Friendster ma kakak ku kalau SMP jadi kita kan bisa gampang komunikasinya, kamu nggak buat juga?" jawab Yuni.
"Cieee....ilah yang mau jadi anak gaul main FS segala ndaftar SMP aja belum heeem rencana ku juga memang mau bikin juga sih tapi nomor hpku belum ganti kok."
"Ok aja kelalen lho ya hehehe."
"Ya sip kaya kuwe,"
usai mengakhiri percakapan dengan bahasa jawa ngapak khas cilacap mereka pulang ke rumah masing-masing.
Dipikir-pikir udah lama ya nggak ngomong ngapak, kembali Srikandi melamun dia duduk didepan sepotong kue bolu dan Milo dingin kesukaannya. Tapi aku harus benar-benar mempertimbangkan deh massa iya aku sekolah di Sekolah Swasta?yang katanya kalau Sekolah Swasta di Cilacap anaknya bandel-bandel, Kalau aku nggak bisa adaptasi sama anak-anaknya gimana? Heeem apa lagi aku dari keluarga terpandang, bukannya apa-apa aku takut mama shock terus ribut deh sama mama
Dia cuma berpikir jadi orang keturunan Ningrat itu susah juga meskipun keluarga mereka gampang untuk bergaul dengan orang biasa-mereka juga termasuk keluarga yang dermawan-tapi dia sadar berperilaku seperti orang biasa sungguh sulit. Dulu waktu SMP dia nggak boleh ikut ekskul karate sama ibunya karena katanya jadi putri solo itu harus lemah lembut. Sri memang selalu dikayani bak putri keraton di rumahnya, ada 5 orang pelayan di rumah mewahnya. Tapi besok di SMK nggak ada yang boleh ngelarang dia ikutan Karate kek, ikutan Skateboard kek, ikutan shuffle kek-lho lho lho kok shuffle emang mau jadi shuffler?- hihihi Sri berpikir dia kan udah gede ngapain dilarang-larang padahal itu kan masih positif kegiatannya.
Tapi bagaimanapun juga janji adalah janji semoga saja kalau aku memenuhi janji ku kepada Yuni aku bisa membuat perubahan untuk sekolahku nanti. Usai solat ashar Sri berpikir positif lalu dia menyiapkan seragam dan segala keperluannya besok.
to be continued
(bersambung dulu coy)



0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates